Semua pasti pernah merasakan
“sesuatu” yang berbeda dengan teman lawan jenis. Bahkan setelah bertahun-tahun
lamanya. Persahabatan atau pertemanan antara laki-laki dan perempuan tidak
murni hanya sebatas teman. Salah satu dari mereka pasti ada yang memiliki
perasaan berbeda.
Perasaan itu kini sepertinya
mulai merambat ke hatiku. Apalagi menurutku dia benar-benar seorang pria. Dia
mungkin terlihat nakal, tapi tertutup karena ketampanannya. Ku akui aku pernah
merasakan guncangan saat pertama kali bertemu dengannya. Di suatu tempat. Dan
kini aku dan dia berada di tempat itu lagi.
Aku masih terlalu takut untuk
memastikan perasaan ini, karna suatu hari aku takut jika kita tidak sedekat ini
lagi. Aku ingin mencintainya dalam diam saja, biarkan hanya sepihak. Karna
lebih nyaman seperti ini. Lebih mudah mengadu rindu pada Yang Maha Kuasa. Lebih
mudah melihatnya dari jarak berapapun.
Tapi, kenapa harus di penghujung
masa SMA? Kenapa tidak dari awal atau pertengahan saja? Ya, karena kita punya
seseorang masing-masing saat itu. Karna kita belum saling melihat. Jadi
sekarang kalian sudah saling melihat? Belum, kurasa hanya aku yang mulai
melihatnya. Dia mungkin belum merasakannya. Atau sebenarnya dia sedang
bersembunyi, sama seperti aku.
Setiap berada di dekatnya, aku mencoba
mengekang hatiku sendiri agar tidak terlalu histeris. Agar dia tidak curiga.
Agar dia tidak bisa merasakannya. Jangan tanya bagaimana aku melakukannya.
Sulit. Sangat. Dengan pangkat teman yang kita jalani saat ini, berkali-kali
membuatku tersadar bahwa perasaanku ini sebenarnya terlarang.
Dia pernah memberikan tatapan
yang teduh dan menenangkan padaku. Tapi aku berusaha untuk tidak memasukkannya
dalam kategori “tertarik”. Sebesar apapun perasaanku padanya, sesering apapun
aku melihatnya, sedekat apapun kita, aku belum siap untuk membuka tirai
pertemanan ini. Sangat. Biarkan aku sementara seperti ini. Ini mungkin cara
terakhirku untuk tetap melihatnya.